Alunan Musik dan Lagu Dangdut Jadul Semarakkan Sedekah Bumi Dukuh Glagahan

Alunan musik dan lagu dangdut jaman dulu (Jadul era 70-80an) menyemarakkan acara sedekah bumi Dukuh Glagahan Desa Jepangrejo, Kecamatan/Kabupaten Blora, Selasa (13/5/2025) malam.

Acara yang digelar secara swadaya warga setempat itu, tidak hanya diimplemantasikan sebagai ungkapan syukur atas keberkahan dan ramhat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rezeki serta hasil panen yang melimpah, tetapi bagi warga yang lahir pada masa itu, bisa kembali mengenang nuansa jaman dulu. Meski waktu mengiringi usia, hingga kini tak lengang merajut silaturahmi dan goto royong.

Sejumlah artis lokal Blora ditampilkan dalam iringan grup musik Romansa New yang dikomandani Arifin, salah satu pegiat musik asli Dukuh Glagahan.

Irama musik dan alunan vokal dari Yayan Orlando, Cindy Faradela, Sisma Revana dan Devi Rosita berhasil memacu adrenalin dalam nuansa goyang jadul.

Tidak ketinggalan, beberapa remaja dan warga setempat ikut hadir dan bergoyang dengan mengenakan pakaian ala era 70-80an.

“Kami atas nama pemerintah desa Jepangrejo, menyampaikan apresiasi, atas swadaya dan gotong royong bagi warga Dukuh Glagahan. Malam ini sangat luar biasa, pada acara puncak sedekah bumi ini ditampilkan musik dangdut. Acara hiburan seperti ini dari tahun ke tahun dilaksanakan secara bergiliran, pernah ada pertunjukan kethoprak, wayang kulit, campursari dan barongan, nah malam ini musik dangdut,” kata Kepala Desa Jepangrejo, H. Sugito., S.Pd.

Kades Jepangrejo berpesan, agar tradisi gotong royong tetap dijaga dan dilestarikan dalam hal apapun.

“Malam ini saya berpesan juga agar senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban hingga akhir acara musik dangdut ini nanti selesai,” ucapnya dalam sambutan.

Ia juga mengingatkan bagi warga yang pajak kendaraan bermotornya belum dibayar supaya segera dibayarkan, karena masih ada layanan pemutihan pajak kendaraan di tahun 2025.

Suasana malam tasyakuran bernuansa lagu dangdut jadul seperti Boneka Cantik, Piano dan Kopi Susu menambah suka cita warga Dukuh Glagahan dan sekitarnya yang menyaksikan.
Praktis, meski di era modern yang serba digital tetapi tradisi sedekah bumi tidak bisa ditinggalkan. Dengan memanfaatkan media sosial, justru mengeskplore kegiatan atau acara yang akan dan tengah dilaksanakan.

Supardi, Kamituwo Dukuh Glagahan Desa Jepangrejo mengungkapkan, meskipun sekarang sudah jaman modern dan sebagian besar masyarakat kita tidak saja sebagai petani, tradisi Sedekah Bumi ini tidak bisa ditinggalkan.

“Karena, tujuan sedekah bumi ini sangat baik dan positif yaitu sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan limpahannya. Melalui acara Sedekah Bumi, warga Glagahan semakin guyup, rukun dan tali silaturahmi terus terjaga,” ujarnya.

Karena, kata dia, kita semua bersama sama berdoa agar senantiasa diberikan kedamaian, kelancaran rejeki, dan dijauhkan dari segala bencana.

Sementara itu ketua panitia sedekah bumi Dukuh Glagahan, Anjar, menyampaikan maaf bila kinerja panitia dinilai kurang maksimal sehingga kedepan berharap bisa lebih baik.

Dikatakannya, selain hiburan, pada acara tersebut juga menggeliatkan ekonomi masyarakat, karena ada sejumlah penjual makanan dan minuman yang ikut berjualan di sekitar lokasi panggung.

Dari sisi keamanan, kehadiran Bhabinkamtibmas dan Babinsa serta dibantu Linmas, membuat warga setempat merasa nyaman dan kondusif.

Pada malam sebelumnya (Senin malam Selasa), warga setempat menggelar doa di masjid. Selain itu Kamituwo dan sejumlah warga menggelar hajatan di bawah pohon yang terletak di sumur Gawok, yang dipercaya sebagai tempat cikal bakal atau leluhur yang menjaga Dukuh Glagahan.

Sedangkan pada Selasa siang, warga setempat membawa nasi tumpeng yang telah dimasak untuk hajatan di rumah Kamituwo. Nasi tumpeng dengan aneka bumbu dikepung bersama, kemudian dinikmati. Beberapa warga saling tukar nasi tumpeng dan aneka bumbu.

Sebagian warga juga membuat makanan seperti pasung, bugis dan tape ketan. Selain itu juga ada yang memasak aneka sayur seperti opor dan lodeh untuk menjamu tamu, teman dan saudara yang datang ke rumahnya.

Sementara itu arak-arakan seni Barongan yang ditampailkan setelah hajatan menjadi sajian hiburan yang tak kalah menarik perhatian bagi warga setempat. (RED-HB).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *