BLORA – Patung rekonstruksi homo erectus progresif yang berada di rumah artefak Blora, masih saja menjadi daya tarik bagi pengunjung, khususnya pelajar.
Patung rekonstruksi bantuan dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran itu, bahkan menjadi spot foto yang tidak bisa ditinggalkan sebagai album kenangan atau unggahan di media sosial
Tidak terkecuali bagi sejumlah siswi SMK dari Blora, Cepu, Blora dan Kunduran Jurusan Desain Komunikasi Visual yang melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di Dinkominfo Blora.
Mereka diberi kesempatan, mengunjungi dan membuat dokumentasi (foto dan video) dan bertanya kepada petugas tentang koleksi benda di rumah artefak yang terletak di kompleks GOR Mustika sebelah timur, di bawah pengelolaan Dinporabudpar Blora, Selasa (8/7/2025).
“Senang sekali bisa berkesempatan mengunjungi rumah artefak. Dikenalkan benda cagar budaya,” kata Citra.
Hal senada disampaikan siswi lainnya, Nayla dan Talita dari SMK Muhamadiyah.
Mereka mengaku sempat kaget dan kagum ketika melihat patung rekonstruksi homo erectus progresif.
“Awalnya sempat kaget, eh ada patung, setelah dijelaskan petugas akhirnya bisa mengerti, kemudian buat video, foto dan swafoto, mengesankan,” ucapnya.
Ia mengaku rumah artefak Blora sangat menarik, ada fosil paus purba dan sejumlah benda pusaka.
Diakui baru pertama kali mengunjungi Rumah Artefak.
“Terima kasih Dinkominfo Blora dan rumah artefak Dinporabudpar Blora. Ini menjadi sejarah bagi kami untuk mengenal lebih dekat tentang benda cagar budaya yang ada di Kabupaten Blora, karena kami baru pertama kali mengunjungi,” kata Hanifah.
Sementara itu pamong budaya Dinporabudpar Blora Dwiyanto menjelaskan di rumah artefak tersimpan ratusan buah benda cagar budaya dari empat peradaban, mulai masa Prasejarah, masa Klasik Hindu Budha, masa Islam hingga masa Kolonial, yang sehari-hari dijaga dan dirawat oleh petugas dari Dinporabudpar Blora.
Koleksi rumah artefak berupa fosil-fosil dari kepala banteng, kepala kerbau, gading gajah purba, peralatan manusia purba, perhiasan bekal kubur Kalang, arca dari masa klasik, peralatan dan berbagai senjata dari masa Islam serta kolonial.
Koleksi itu terus bertambah karena makin kuatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian cagar budaya untuk anak cucu ke depan.
Kegiatan konservasi serta perawatan di rumah artefak berjalan terbuka dan masyarakat yang tertarik bisa belajar bersama, bagaimana menangani benda cagar budaya sesuai standart perawatan yang benar.(RED-HB).