BLORA – Berbekal pengalaman kerja saat menjadi karyawan pabrik garmen di Semarang membangkitkan semangat Mbah Sawit (63), seorang perempuan lanjut usia, untuk kembali menerima jasa jahit pakaian pria dan wanita.
Jari-jari tangan yang mulai keriput itu, masih lincah menggunakan mesin jahit manual yang sudah mulai termakan usia.
Bahkan, perempuan asal Dukuhan Kelurahan Sonorejo, Kecamatan/Kabupaten Blora, penglihatannya juga masih awas ketika memasukkan benang ke lubang jarum mesih jahit hingga memperbaiki bagian pakaian yang rusak.
“Saya itu dulu pernah kerja di pabrik garmen di Semarang, tapi karena merasa sudah tua, maka saya berhenti, seiring berjalannya waktu, saya ingin menjahit pakaian lagi, maka buka jasa jahit pakaian di sini, sambil hiburan mengisi waktu,” kata Mbah Sawit, Senin (15/9/2025).
Janda yang mengaku punya anak dan sudah dikaruniai cucu itu, sudah setahun menekuni jasa menjahit pakaian pria dan wanita di tepi trotoar Jalan Mr. Iskandar atau tepatnya 50 meter ke utara, kiri jalan, dari simpang empat eks gedung GNI Blora (Sekarang berubah nama Blora Creative Space atau BCS). Ada banner dan nomor handphone yang tertempel di dinding lokasi Mbah Sawit menerima jasa menjahit pakaian.
“Bapaknya sudah meninggal lama, jadi untuk menambah pemasukan saya menjahit lagi, saya buka mulai jam 08.00 hingga sore disini,” kata dia.
Mbah Sawit mengatakan, jasa menjahit pakaian berkisar Rp10.000,00. Dalam sehari penghasilannya tidak tentu.
“Kalau ramai sehari bisa dapat Rp100.000,00. Kalau sepi dapat di bawah itu. Pernah juga tidak dapat penghasilan,” tuturnya.
Mbah Sawit, menambahkan, selain membuka usaha jahit pakaian, dirinya juga memelihara ternak kambing.
“Sebelum berangkat menjahit, saya cari pakan kambing dulu. Jadi sudah punya stok untuk pakan kambing,” ujarnya.(RED-HB).